Ikal lele kecil |
Pada awalnya habitat asli ikan lele (clarias sp) adalah sungai, rawa, atau genangan air tawar lainnya. Sekarang, lele sudah menjadi salah satu komoditas budidaya air tawar yang paling banyak dilakukan orang. Lele dibudidayakan karena cara memeliharanya sangat mudah. Selain itu, nilai ekonominya sangat tinggi, tekstur dagingnya padat dan rasanya gurih, memiliki nilai gizi tinggi, mengandung protein sebesar 17%, lemak 4,8%, mineral 1,2%, vitamin 1,2%, dan air 75,1%.
TEKNIK BUDIDAYA
1. Wadah Budidaya
Bentuk kolam untuk membudidayakan atau memelihara lele sangat relative, namun yang ideal bentuk kolam adalah persegi panjang dengan ukuran antara 100-500 meter persegi. Tetapi itu bukan ukuran mati, tergantung luas lahan yang dimiliki. Ketinggian kolam pematang 1,5-2 meter. Untuk kolam yang berdinding semen atau tembok ketinggiannya bisa lebih rendah, 10-30 cm. sedang kedalaman kolam 1,0-1,5 meter dengan kemiringan dasar kolam dari pemasukan ke pembuangan adalah 0,5%.
Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit yang memanjang dari arah pemasukan air kea rah pengeluaran air. Ukuran parit untuk kolam tanah lebarnya 30-50 cm. dan kedalaman 10-15 cm. untuk kolam tembok, ukuran parit lebih kecil. Pintu pemasukan air dapat dibuat dari pipa paralon, pipa bambu, atau bis beton. Pipa pengeluarannya dapat berupa monik atau siphon. Saluram keluar masuk air hendaknya dilengkapi dengan saringan agar lele tidak keluar kolam dan ikan atau hewan lain tidak masuk ke dalam kolam.
2. Sumber Air
Kolam lele tidak memerlukan air yang terus-menerus mengalir. Untuk kolam tembok, penambahan air diperlukan untuk mengganti air yang hilang, karena perembesan atau penguapan serta untuk kestabilan suhu. Sumber air dapat diperoleh dari sungai, irigasi, mata air atau sumur, maupun tadah hujan.
3. Penebaran Benih
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada saat udara tidak panas. Pada pagi hari atau sore hari. Benih yang akan ditebarkan ke kolam perlu diaklimatisasi dahulu karena perubahan temperatur yang mendadak menyebabkan ikan bisa stress. Aklimatisasi adalah menebar benih ke kolam dengan cara memasukkan bukaan wadah atau kantong benih ke dalam kolam, namun harus menjaga keseimbangan keluar masuknya air kolam ke kantong atau wadah benih lele.
Jumlah benih lele yang ditebar untuk kolam tanah adalah 35 ekor – 50 ekor per meter persegi. Untuk kolam tembok padat, penebaran dapat mencapai 100 ekor per meter persegi, dengan ukuran 5 cm/ekor – 7 cm/ekor.
4. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan adalah makanan alami melalui pemupukan. Makanan tambahan berupa campuran dedak halus dan ikan rucah dengan perbandingan 1 : 3 atau bisa diberi pelet produksi pabrik. Untuk pemeliharaan intensif ada pellet buatan pabrik dengan kandungan protein 25%-30%. Jumlah pakan yang diberikan 5%-10% per hari dari berat total ikan yang dipelihara. Jumlah pakan bertambah seiring dengan bertambahnya umur dan bobot lele. Frekwensi pemberian pakan 3-5 kali sehari.
5. Masa Panen
Masa pemeliharaan lele dilakukan selama 3-4 bulan. Pada masa itu lele mencapai berat 100-400 gram dengan panjang 10-15 cm. Cara memanen, kolam dikeringkan dengan tujuan agar lele mudah ditangkap.
__________
dipublikasi oleh jambogle.blogspot.com/26 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar